Keresidenan Sumatera Timur
Tampilan
(Dialihkan dari Keresidenan Sumatra Timur)
Keresidenan Sumatera Timur | |
---|---|
Keresidenan di Hindia Belanda | |
1873–1942 | |
![]() Peta berbahasa Melayu Keresidenan Sumatera Timur (1909) | |
Ibu kota | Medan |
Luas | |
• 1930 | 94.583[1] km2 (36.519 sq mi) |
Populasi | |
• 1930 | 1,693,200[2] |
Sejarah | |
Sejarah | |
• Didirikan | 1873 |
• Dibubarkan | 1942 |
Sekarang bagian dari | Provinsi Sumatera Utara dan Riau |
Keresidenan Sumatera Timur (bahasa Belanda: Residentie Oostkust van Sumatra) adalah sebuah subdivisi administratif Hindia Belanda yang beribukota di Medan. Keresidenan ini terletak di Sumatra bagian utara. Pada tahun 1938, terdapat perkebunan seluas 10.026 kilometer persegi di bagian utara keresidenan tersebut, yang dikenal sebagai Kawasan Perkebunan.[1][3][4]
Afdeling
[sunting | sunting sumber]- Afdeling Asahan, berasal dari Kesultanan Asahan dan kini menjadi Kabupaten Asahan, Kabupaten Batu Bara, Kabupaten Labuhanbatu, Kabupaten Labuhanbatu Selatan, Kabupaten Labuhanbatu Utara, dan Kota Tanjungbalai.
- Afdeling Bengkalis, kini menjadi Kabupaten Bengkalis, Kabupaten Kampar, Kabupaten Kuantan Singingi, Kabupaten Pelalawan, Kabupaten Rokan Hilir, Kabupaten Rokan Hulu, Kabupaten Siak, Kota Dumai, dan Kota Pekanbaru.
- Afdeling Deli en Serdang, berasal dari Kesultanan Deli dan Kesultanan Serdang dan kini menjadi Kabupaten Deli Serdang, Kabupaten Serdang Bedagai, Kota Medan, dan Kota Tebing Tinggi.
- Afdeling Langkat, berasal dari Kesultanan Langkat dan kini menjadi Kabupaten Langkat, dan Kota Binjai.
- Afdeling Simeloengoen en Karolanden, kini menjadi Kabupaten Karo, Kabupaten Simalungun, dan Kota Pematangsiantar.
Residen
[sunting | sunting sumber]Berikut daftar residen yang pernah memerintah Sumatera Timur.[5]
Nama | Awal menjabat | Akhir menjabat |
---|---|---|
S. Locker de Bruijne | 1 Juni 1873 | 27 Oktober 1877 |
J. Faes | 27 Oktober 1877 | 12 Januari 1880 |
L. de Scheemaker | 12 Januari 1880 | 20 Februari 1881 |
R.C. Kroesen | 20 Februari 1881 | 12 Juni 1885 |
A.A. Hoos | 12 Juni 1885 | 9 Oktober 1886 |
G.A. Scherer | 9 Oktober 1886 | 22 Februari 1889 |
W.J.M. Michielsen | 22 Februari 1889 | 2 Juni 1894 |
P.J. Kooreman | 2 Juni 1894 | 4 April 1899 |
H.A. van Steenstraten | 4 April 1899 | 24 Juli 1902 |
G. Schaap | 24 Juli 1902 | 25 Oktober 1905 |
J. Ballot | 25 Oktober 1905 | 16 Februari 1910 |
W.J. Rahder | 16 Februari 1910 | 29 November 1913 |
S. van der Plas | 29 November 1913 | 12 Agustus 1915 |
1915–1938 di bawah gubernur | ||
F.J. Bruggeman | 30 Desember 1938 | Pendudukan Jepang |
Referensi
[sunting | sunting sumber]- ^ a b Dootjes 1938, hlm. 47.
- ^ Dootjes 1938, hlm. 50.
- ^ Topografische Inrichting (Batavia) 1915.
- ^ Heyligers 1912.
- ^ Mahadi 1978, hlm. 49–50.
Daftar pustaka
[sunting | sunting sumber]- Edisaputra (1987). Sumatera dalam Perang Kemerdekaan: Perlawanan Rakyat Semesta Menentang Jepang, Inggris dan Belanda. Jakarta: Yayasan Bina Satria '45.
- Jakobi, Tgk. Abdul Karim (9 September 1992). Aceh Daerah Modal: Long March ke Medan Area. Jakarta Timur: Yayasan Seulawah RI-001.
- Mahadi (1978). Sedikit "Sejarah Perkembangan Hak-Hak Suku Melayu Atas Tanah di Sumatera Timur" (Tahun 1800–1975). Bandung: Penerbit Alumni.
- Piekaar, Arie Johannes (1981). Atjèh en de Oorlog met Japan [Aceh dan Peperangan dengan Jepang: Buku II]. Diterjemahkan oleh Bakar, Aboe. Banda Aceh: Pusat Dokumentasi dan Infomasi Aceh.
- Pulungan, Arifin (1979). Kisah dari Pedalaman: Sebuah Epos Perang Kemerdekaan RI di Daerah Sumatera Utara dan Aceh. Medan: Dian Corporation.
- Silitonga, Hasoloan (2004). Kolonel A.E. Kawilarang Komandan Sub Terr VII Komando Sumatera Memimpin Perang Gerilya di Tapanuli–Sumatera Timur Tahun 1948–1949 Agresi Militer Kolonial Belanda ke-II. Jakarta: Yayasan Purna Juang Sub Teritorial VII/Tapanuli–Sumatera Timur.