Kota Medan
Medan | |
---|---|
Kota Medan | |
Transkripsi bahasa daerah | |
• Abjad Jawi | ميدن |
• Surat Batak | ᯔᯩᯑᯉ᯲ |
• Hanzi | 棉蘭 |
• Aksara Tamil | மேடான் |
![]() Dari kiri atas searah jarum jam: Istana Maimun, Monumen Guru Patimpus Sembiring Pelawi, Balai Kota Lama, kawasan Masjid Raya Al Mashun, dan Tugu SIB. | |
Etimologi:
| |
Julukan:
| |
Motto: Kolaborasi Medan Berkah[3] | |
![]() Peta | |
Koordinat: 3°35′22″N 98°40′26″E / 3.5894°N 98.6739°E | |
Negara | ![]() |
Provinsi | Sumatera Utara |
Tanggal berdiri | 24 November 1956[4] |
Dasar hukum | UU No. 16 Tahun 2024[4] |
Hari jadi | 1 Juli 1590 |
Pendiri | Guru Patimpus Sembiring Pelawi |
Jumlah satuan pemerintahan | Daftar
|
Pemerintahan | |
• Wali Kota | Rico Waas |
• Wakil Wali Kota | Zakiyuddin Harahap |
• Sekretaris Daerah | Wiriya Alrahman |
• Ketua DPRD | Wong Chun Sen Tarigan |
Luas | |
• Total | 265,10 km2 (102,36 sq mi) |
Populasi | |
• Total | 2.539.829 |
• Kepadatan | 9,600/km2 (25,000/sq mi) |
• Laki-laki | 1.242.313 |
• Perempuan | 1.252.199 |
Demografi | |
• Agama | |
• Bahasa | Indonesia, Melayu, Batak (Toba, Karo, Angkola, Mandailing, Dairi), Jawa, Hokkien, Mandarin, Minangkabau, Aceh, Tamil |
• IPM | ![]() sangat tinggi [7] |
Zona waktu | UTC+07:00 (WIB) |
Kode pos | 20028 - 22525 |
Kode BPS | |
Kode area telepon | +62 61 |
Pelat kendaraan | BK |
Kode Kemendagri | 12.71 ![]() |
Kode SNI 7657:2023 | MDN |
APBD | Rp 7.576.220.000.000,- (2024)[8] |
PAD | Rp 3.770.970.000.000,- (2024)[8] |
DAU | Rp 1.931.432.611.000,- (2024)[9] |
DAK | Rp 577.154.825.000,- (2024)[10] |
Semboyan daerah | Bekerja sama dan sama-sama bekerja untuk kemajuan dan kemakmuran Kota Medan metropolitan[11] |
Flora resmi | Trembesi[12] |
Fauna resmi | Lele santun[12] |
Situs web | pemkomedan |
Medan (Jawi: ميدن; Surat Batak: ᯔᯩᯑᯉ᯳; Hanzi: 棉蘭; Tamil: மேடான்) adalah ibu kota Provinsi Sumatera Utara, Indonesia. Kota ini merupakan kota terbesar keempat di Indonesia setelah DKI Jakarta, Surabaya, dan Bandung serta kota terbesar di luar Pulau Jawa, sekaligus kota terbesar di Pulau Sumatra.[13][14][15]
Kota Medan merupakan pintu gerbang wilayah Indonesia bagian barat dengan keberadaan Pelabuhan Belawan dan Bandar Udara Internasional Kualanamu yang merupakan bandara terbesar kedua di Indonesia. Akses dari pusat kota menuju pelabuhan dan bandara dilengkapi oleh jalan tol dan kereta api. Medan adalah kota pertama di Indonesia yang memiliki layanan khusus kereta api bandara. Berbatasan dengan Selat Malaka, Medan menjadi kota perdagangan, industri, dan bisnis yang sangat penting di Indonesia. Pada tahun 2022, Kota Medan memiliki penduduk sebanyak 2.494.512 jiwa, dengan kepadatan penduduk 9.413 jiwa/km2.[5][13]
Sejarah Medan berawal dari sebuah kampung yang didirikan oleh Guru Patimpus di pertemuan Sungai Deli dan Sungai Babura. Hari jadi Kota Medan ditetapkan pada 1 Juli 1590. Selanjutnya pada tahun 1632, Medan dijadikan pusat pemerintahan Kesultanan Deli, sebuah kerajaan Melayu. Bangsa Eropa mulai menemukan Medan sejak kedatangan John Anderson dari Inggris pada tahun 1823. Peradaban di Medan terus berkembang hingga Pemerintah Hindia Belanda memberikan status kotapraja (gemeente) pada 1 April 1909 dan menjadikannya pusat pemerintahan Karesidenan Sumatra Timur. Memasuki abad ke-20, Medan menjadi kota yang penting di luar Pulau Jawa, terutama setelah pemerintah kolonial membuka perusahaan perkebunan secara besar-besaran.
Menurut Bappenas, Medan adalah salah satu dari empat pusat pertumbuhan utama di Indonesia, bersama dengan Jakarta, Surabaya, dan Makassar.[16][17] Medan adalah kota multietnis yang penduduknya terdiri dari orang-orang dengan latar belakang budaya dan agama yang berbeda-beda. Selain Melayu dan Batak Karo sebagai penghuni awal, Medan didominasi oleh etnis Jawa, Batak, Tionghoa, dan Minangkabau. Mayoritas penduduk Medan bekerja di sektor perdagangan, sehingga banyak ditemukan ruko di berbagai sudut kota. Di samping kantor-kantor pemerintah provinsi, di Medan juga terdapat kantor-kantor konsulat dari berbagai negara seperti Amerika Serikat, India, Jepang, Malaysia, dan Jerman.
Sejarah

Medan berasal dari kata bahasa Tamil Maidhan (மனிதன்) atau Maidhanam (மைதானம்), yang berarti tanah lapang atau tempat yang luas, yang kemudian teradopsi ke Bahasa Melayu. Dalam Kamus Indonesia-Karo (2002) yang ditulis Darwin Prinst, kata 'medan' berarti 'menjadi sehat' atau 'lebih baik.'[18]
Hari jadi Kota Medan diperingati tiap tahun sejak tahun 1970 yang pada mulanya ditetapkan pada 1 April 1909. Tanggal ini kemudian mendapat bantahan yang cukup keras dari kalangan pers dan beberapa ahli sejarah. Karena itu, Wali kota membentuk panitia sejarah hari jadi Kota Medan untuk melakukan penelitian dan penyelidikan. Surat Keputusan Wali kotamadya Kepala Daerah Kotamadya Medan No. 342 tanggal 25 Mei 1971 yang waktu itu dijabat oleh Drs. Sjoerkani membentuk Panitia Peneliti Hari Jadi Kota Medan. Duduk sebagai Ketua adalah Prof. Mahadi, SH, Sekretaris Syahruddin Siwan, MA, Anggotanya antara lain Ny. Mariam Darus, SH dan T.Luckman, SH. Untuk lebih mengintensifkan kegiatan kepanitiaan ini dikeluarkan lagi Surat Keputusan Wali kotamadya Kepala Daerah Kotamadya Medan No.618 tanggal 28 Oktober 1971 tentang Pembentukan Panitia Penyusun Sejarah Kota Medan dengan Ketuanya Prof. Mahadi, SH, Sekretaris Syahruddin Siwan, MA dan Anggotanya H. Mohammad Said, Dada Meuraxa, Letkol. Nas Sebayang, Nasir Tim Sutannaga, M.Solly Lubis, SH, Drs. Payung Bangun, MA dan R. Muslim Akbar. DPRD Medan sepenuhnya mendukung kegiatan kepanitiaan ini sehingga merekapun membentuk Pansus dengan ketua M.A. Harahap, beranggotakan antara lain Drs. M.Hasan Ginting, Djanius Djamin, Badar Kamil, BA dan Mas Sutarjo.
Dalam buku The History of Medan tulisan Tengku Luckman Sinar (1991), dituliskan bahwa menurut "Hikayat Aceh", Medan sebagai pelabuhan telah ada pada tahun 1590, dan sempat dihancurkan selama serangan Sultan Aceh Alauddin Saidi Mukammil kepada Raja Haru yang berkuasa di situ. Serangan serupa dilakukan Sultan Iskandar Muda tahun 1613, terhadap Kesultanan Deli. Sejak akhir abad ke-16, nama Haru berubah menjadi Ghuri, dan akhirnya pada awal abad ke-17 menjadi Deli. Pertempuran terus-menerus antara Haru dengan Aceh mengakibatkan penduduk Haru jauh berkurang. Sebagai daerah taklukan, banyak warganya yang dipindahkan ke Aceh untuk dijadikan pekerja kasar.
Selain dengan Aceh, Kerajaan Haru yang makmur ini juga tercatat sering terlibat pertempuran dengan Kerajaan Melayu di Semenanjung Malaka dan juga dengan kerajaan dari Jawa. Serangan dari Pulau Jawa ini antara lain tercatat dalam kitab Pararaton yang dikenal dengan Ekspedisi Pamalayu. Dalam Negarakertagama, Mpu Prapanca juga menuliskan bahwa selain Pane (Panai), Majapahit juga menaklukkan Kampe (Kampai) dan Harw (Haru). Berkurangnya penduduk daerah pantai timur Sumatra akibat berbagai perang ini, lalu diikuti dengan mulai mengalirnya etnis-etnis dari dataran tinggi pedalaman turun ke pesisir pantai timur Sumatra. Etnis Batak Karo bermigrasi ke daerah pantai Langkat, Serdang, dan Deli. Etnis Batak Simalungun ke daerah pantai Batu Bara dan Asahan, serta etnis Batak Mandailing ke daerah pantai Kualuh, Kota Pinang, Panai, dan Bilah di Labuhanbatu.[19]
Dalam Riwayat Hamparan Perak yang dokumen aslinya ditulis dalam huruf Karo pada rangkaian bilah bambu, tercatat Guru Patimpus Sembiring Pelawi, tokoh masyarakat Karo, sebagai orang yang pertama kali membuka "desa" yang diberi nama Medan. Namun, naskah asli Riwayat Hamparan Perak yang tersimpan di rumah Datuk Hamparan Perak terakhir telah hangus terbakar ketika terjadi "kerusuhan sosial", tepatnya tanggal 4 Maret 1946. Patimpus adalah anak Tuan Si Raja Hita, pemimpin Karo yang tinggal di Kampung Pekan (Pakan). Ia menolak menggantikan ayahnya dan lebih tertarik pada ilmu pengetahuan dan mistik, sehingga akhirnya dikenal sebagai Guru Patimpus. Antara tahun 1614-1630 Masehi, ia belajar agama Islam dan di-Islamkan oleh Datuk Kota Bangun, setelah kalah dalam adu kesaktian. Selanjutnya Guru Patimpus menikah dengan adik Tarigan, pemimpin daerah yang sekarang bernama Pulau Brayan dan membuka Desa Medan yang terletak di antara Sungai Babura dan Sungai Deli. Dia pun lalu memimpin desa tersebut.[19]
Guru Patimpus Sembiring Pelawi pada tahun 1590 kemudian dipandang sebagai pembuka sebuah kampung yang bernama Medan Puteri walaupun sangat minim data tentang Guru Patimpus sebagai pendiri Kota Medan. Karenanya hari jadi ditetapkan berdasarkan perkiraan tanggal 1 Juli 1590 dan diusulkan kepada Wali kota Medan untuk dijadikan sebagai hari jadi Medan dalam bentuk perkampungan, yang kemudian dibawa ke Sidang DPRD Tk.II Medan untuk disahkan. Berdasarkan Sidang DPRD tanggal 10 Januari 1973 ditetapkan bahwa usul tersebut dapat disempurnakan. Sesuai dengan sidang DPRD, Wali kotamadya Kepala Daerah Tingkat II Medan mengeluarkan Surat Keputusan No.74 tanggal 14 Februari 1973 agar Panitia Penyusun Sejarah Kota Medan melanjutkan kegiatannya untuk mendapatkan hasil yang lebih sempurna. Berdasarkan perumusan yang dilakukan oleh Pansus Hari Jadi Kota Medan yang diketuai oleh M.A.Harahap bulan Maret 1975 tanggal 1 Juli 1590. Secara resmi, Dewan Perwakilan Rakyat Daerah Tk.II Medan menetapkan tanggal 1 Juli 1590 sebagai Hari Jadi Kota Medan dan mencabut Hari Ulang Tahun Kota Medan yang diperingati tanggal 1 April setiap tahunnya pada waktu sebelumnya.
Di Kota Medan juga menjadi pusat Kesultanan Melayu Deli, yang sebelumnya adalah Kerajaan Haru. Kesultanan Deli adalah sebuah kesultanan Melayu yang didirikan pada tahun 1632 oleh Tuanku Panglima Gocah Pahlawan di wilayah bernama Tanah Deli (kini Kota Medan dan Kabupaten Deli Serdang, Indonesia).

John Anderson, orang Eropa asal Inggris yang mengunjungi Deli pada tahun 1833 menemukan sebuah kampung yang bernama Medan. Kampung ini berpenduduk 200 orang dan seorang pemimpin bernama Raja Pulau Berayan sudah sejak beberapa tahun bermukim disana untuk menarik pajak dari sampan-sampan pengangkut lada yang menuruni sungai. Pada tahun 1909, Medan secara resmi memperoleh status sebagai kotapraja (geemente), dan tahun berikutnya menjadi ibu kota Keresidenan Sumatra Timur sekaligus ibu kota Kesultanan Deli. Tahun 1909, Medan menjadi kota yang penting di luar Jawa, terutama setelah pemerintah kolonial membuka perusahaan perkebunan secara besar-besaran. Dewan kota yang pertama terdiri dari 12 anggota orang Eropa, dua orang bumiputra Melayu, dan seorang Tionghoa.
Di akhir abad ke-19 dan awal abad ke-20 terdapat dua gelombang migrasi besar ke Medan. Gelombang pertama berupa kedatangan orang Tionghoa dan Jawa sebagai kuli kontrak perkebunan. Tetapi setelah tahun 1880 perusahaan perkebunan berhenti mendatangkan orang Tionghoa, karena sebagian besar dari mereka lari meninggalkan kebun dan sering melakukan kerusuhan. Perusahaan kemudian sepenuhnya mendatangkan orang Jawa sebagai kuli perkebunan. Orang-orang Tionghoa bekas buruh perkebunan kemudian didorong untuk mengembangkan sektor perdagangan. Gelombang kedua ialah kedatangan orang Minangkabau, Mandailing, dan Aceh. Mereka datang ke Medan bukan untuk bekerja sebagai buruh perkebunan, tetapi untuk berdagang, menjadi guru, dan ulama.
Sejak tahun 1950, Medan telah beberapa kali melakukan perluasan areal, dari 1.853 ha menjadi 26.510 ha pada tahun 1974. Dengan demikian dalam tempo 25 tahun setelah penyerahan kedaulatan, kota Medan telah bertambah luas hampir delapan belas kali lipat.
Geografi

Luas wilayah Kota Medan adalah 265,10 km2.[20] Persentase luasnya sama dengan 3,6% dari keseluruhan wilayah Sumatera Utara. Dengan demikian, dibandingkan dengan kota/kabupaten lainya, Medan memiliki luas wilayah yang relatif kecil dengan jumlah penduduk yang relatif besar.[butuh rujukan] Wilayah Kota Medan berada pada 3° 27' – 3° 47' Lintang Utara dan 98° 35'–98° 44' Bujur Timur.[21] Topografi kota Medan cenderung miring ke utara. Ketinggian wilayahnya mulai dari 2,5–37,5 meter di atas permukaan laut.[22]
Batas wilayah
Secara administratif, batas wilayah Medan adalah sebagai berikut:
Utara | Selat Malaka |
Timur | Kabupaten Deli Serdang |
Selatan | Kabupaten Deli Serdang |
Barat | Kabupaten Deli Serdang |
Kabupaten Deli Serdang merupakan salah satu daerah yang kaya dengan sumber daya alam (SDA), khususnya di bidang perkebunan dan kehutanan. Karena secara geografis Medan didukung oleh daerah-daerah yang kaya sumber daya alam, seperti Deli Serdang, Labuhan Batu, Simalungun, Tapanuli Utara, Tapanuli Selatan, Mandailing Natal, Karo, Binjai, dan lain-lain. Kondisi ini menjadikan kota Medan secara ekonomi mampu mengembangkan berbagai kerjasama dan kemitraan yang sejajar, saling menguntungkan, saling memperkuat dengan daerah-daerah sekitarnya.
Di samping itu sebagai daerah pinggiran jalur pelayaran Selat Malaka, Medan memiliki posisi strategis sebagai gerbang (pintu masuk) kegiatan perdagangan barang dan jasa, baik perdagangan domestik maupun luar negeri (ekspor-impor). Posisi geografis Medan ini telah mendorong perkembangan kota dalam dua kutub pertumbuhan secara fisik, yaitu daerah Belawan dan pusat Kota Medan saat ini.
Sedikitnya ada sembilan sungai yang melintasi kota ini yakni Sungai Belawan, Sungai Badera, Sungai Sikambing, Sungai Putih, Sungai Babura, Sungai Deli, Sungai Sulang-Saling, Sungai Kera, dan Sungai Tuntungan. Pembenahan atau penataan sungai di Medan telah direncakan, untuk membentuk wisata heritage di kota Medan.[23] Selain itu, untuk mencegah banjir yang terus melanda beberapa wilayah Medan, pemerintah telah membuat sebuah proyek kanal besar yang lebih dikenal dengan nama Medan Kanal Timur.
Iklim
Berdasarkan klasifikasi iklim Köppen, Medan memiliki iklim hutan hujan tropis dengan musim kemarau yang tidak jelas.[24] Medan memiliki bulan-bulan yang lebih basah dan kering, dengan bulan terkering (Februari) rata-rata mengalami presipitasi sekitar sepertiga dari bulan terbasah (Oktober). Suhu di kota ini rata-rata sekitar 27 derajat Celsius sepanjang tahun. Presipitasi tahunan di Medan sekitar 2200 mm.
Data iklim Medan, Sumatera Utara, Indonesia | |||||||||||||
---|---|---|---|---|---|---|---|---|---|---|---|---|---|
Bulan | Jan | Feb | Mar | Apr | Mei | Jun | Jul | Agt | Sep | Okt | Nov | Des | Tahun |
Rekor tertinggi °C (°F) | 37 (99) |
37 (99) |
37 (99) |
39 (102) |
43 (109) |
39 (102) |
38 (100) |
38 (100) |
38 (100) |
37 (99) |
37 (99) |
37 (99) |
43 (109) |
Rata-rata tertinggi °C (°F) | 29.4 (84.9) |
30.6 (87.1) |
31.1 (88) |
31.6 (88.9) |
32 (90) |
31.7 (89.1) |
31.7 (89.1) |
31.6 (88.9) |
31.1 (88) |
30 (86) |
30 (86) |
29.4 (84.9) |
30.85 (87.58) |
Rata-rata harian °C (°F) | 25.6 (78.1) |
26.1 (79) |
26.7 (80.1) |
27.2 (81) |
27.3 (81.1) |
27.1 (80.8) |
27 (81) |
26.9 (80.4) |
26.6 (79.9) |
26.1 (79) |
26 (79) |
25.8 (78.4) |
26.53 (79.82) |
Rata-rata terendah °C (°F) | 21.6 (70.9) |
21.7 (71.1) |
22.2 (72) |
23 (73) |
22.8 (73) |
22.6 (72.7) |
22.3 (72.1) |
22.2 (72) |
22.2 (72) |
22.2 (72) |
22.1 (71.8) |
22 (72) |
22.24 (72.05) |
Rekor terendah °C (°F) | 18 (64) |
18 (64) |
18 (64) |
19 (66) |
18 (64) |
17 (63) |
16 (61) |
18 (64) |
19 (66) |
18 (64) |
15 (59) |
17 (63) |
15 (59) |
Presipitasi mm (inci) | 114 (4.49) |
84 (3.31) |
104 (4.09) |
119 (4.69) |
182 (7.17) |
143 (5.63) |
154 (6.06) |
182 (7.17) |
271 (10.67) |
278 (10.94) |
231 (9.09) |
223 (8.78) |
2.085 (82,09) |
Rata-rata hari hujan | 7 | 5 | 6 | 7 | 10 | 8 | 8 | 10 | 13 | 14 | 12 | 11 | 111 |
% kelembapan | 79 | 79 | 79 | 81 | 81 | 80 | 81 | 82 | 83 | 83 | 83 | 82 | 81.1 |
Rata-rata sinar matahari bulanan | 165 | 178 | 166 | 158 | 127 | 156 | 157 | 151 | 125 | 108 | 114 | 128 | 1.733 |
Sumber #1: Sistema de Clasificación Bioclimática Mundial[25]& BMKG[26] | |||||||||||||
Sumber #2: Weatherbase & WeatherOnline[27][28] |
Pemerintahan

Wali kota
Wali Kota Medan adalah pemimpin tertinggi di lingkungan Pemerintah Kota Medan. Wali kota Medan bertanggungjawab kepada Gubernur provinsi Sumatera Utara. Saat ini, wali kota atau kepala daerah yang menjabat di Kota Medan ialah Rico Waas, dengan wakil wali kota Zakiyuddin Harahap.[29] Mereka menang pada Pemilihan umum Wali Kota Medan 2024. Rico Waas merupakan wali kota Medan ke-19 pada era kemerdekaan.
No | Wali Kota | Mulai jabatan | Akhir jabatan | Prd. | Wakil Wali Kota | ||||
---|---|---|---|---|---|---|---|---|---|
19 | ![]() |
Rico Waas | 10 Februari 2025 | petahana | 24 (2024) |
Zakiyuddin Harahap |
Dewan perwakilan
Dewan Perwakilan Rakyat Daerah Kota Medan | |
---|---|
Dewan Perwakilan Rakyat Kota Medan 2024-2029 | |
Jenis | |
Jenis | |
Jangka waktu | 5 tahun |
Sejarah | |
Sesi baru dimulai | 17 September 2024 |
Pimpinan | |
Ketua | |
Wakil Ketua I | |
Wakil Ketua II | |
Wakil Ketua III | |
Komposisi | |
Anggota | 50 |
![]() | |
Partai & kursi | Pemerintah (39)
PKS (8)
Gerindra (6)
Golkar (6)
NasDem (5)
PSI (4)
Demokrat (4)
PAN (3)
PKB (2)
Perindo (1)
Oposisi (11) PDI-P (9)
Hanura (2) |
Pemilihan | |
Representasi Proposional | |
Pemilihan terakhir | 14 Februari 2024 |
Tempat bersidang | |
Gedung DPRD Kota Medan Jl. Kapten Maulana Lubis No. 1 Petisah Tengah, Medan Petisah, Kota Medan Sumatera Utara, Indonesia | |
Dewan Perwakilan Rakyat Daerah Kota Medan (disingkat DPRD Kota Medan) adalah lembaga legislatif unikameral yang berkedudukan di Kota Medan, provinsi Sumatera Utara. DPRD Kota Medan memiliki 50 orang anggota yang tersebar di 10 partai politik, dengan perolehan suara mayoritas diraih oleh Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan dan Partai Keadilan Sejahtera. Ketua DPRD Kota Medan kini dijabat oleh Wong Chun Sen Tarigan.[30][31]
DPRD Kota Medan merupakan lembaga perwakilan rakyat yang dipilih langsung oleh rakyat Kota Medan pada pemilihan umum legislatif setiap lima tahun sekali.
Hasil pemilihan umum
Perolehan suara sah partai politik peserta Pemilu 2024 dari setiap daerah pemilihan anggota Dewan Perwakilan Rakyat Daerah Kota Medan adalah sebagai berikut.
Hasil pemilihan umum 2024 | ||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||
---|---|---|---|---|---|---|---|---|---|---|---|---|---|---|---|---|---|---|---|---|---|---|---|---|---|---|---|---|---|---|---|---|---|---|---|---|---|---|---|---|---|---|---|---|---|---|---|---|---|---|---|---|---|---|---|---|---|---|---|---|---|---|---|---|---|---|---|---|---|---|---|---|---|---|---|---|---|---|---|---|---|---|---|---|---|---|---|---|---|---|---|---|---|---|---|---|---|---|---|---|---|---|---|---|---|---|---|---|---|---|---|---|---|---|---|---|---|---|---|---|---|---|---|---|---|---|---|---|---|---|---|---|---|---|---|---|---|---|---|---|---|---|---|---|---|---|---|---|---|---|---|---|---|---|---|---|---|---|---|---|
|
Pimpinan
Pimpinan DPRD Kota Medan terdiri atas satu orang ketua dan tiga orang wakil ketua yang berasal dari partai politik yang memiliki suara terbanyak di dewan.[33][30][31]
No | Jabatan | Nama | Partai Politik |
---|---|---|---|
1 | Ketua | Drs. Wong Chun Sen, M.Pd.B. | Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan |
2 | Wakil Ketua I | H. Rajudin Sagala, S.Pd.I. | Partai Keadilan Sejahtera |
3 | Wakil Ketua II | H. Zulkarnaen, S.K.M. | Partai Gerakan Indonesia Raya |
4 | Wakil Ketua III | Hadi Suhendra | Partai Golongan Karya |
Komposisi anggota
Berikut ini adalah komposisi anggota DPRD Kota Medan dalam tiga periode terakhir.
Partai Politik | Jumlah Kursi dalam Periode | |||
---|---|---|---|---|
2014–2019[34] | 2019–2024[35] | 2024–2029 | ||
PKB | 0 | ![]() |
![]() | |
Gerindra | 6 | ![]() |
![]() | |
PDI-P | 9 | ![]() |
![]() | |
Golkar | 7 | ![]() |
![]() | |
NasDem | (baru) 2 | ![]() |
![]() | |
PKS | 5 | ![]() |
![]() | |
Hanura | 4 | ![]() |
![]() | |
PAN | 4 | ![]() |
![]() | |
PBB | 1 | ![]() |
![]() | |
Demokrat | 5 | ![]() |
![]() | |
PSI | (baru) 2 | ![]() | ||
Perindo | (baru) 0 | ![]() | ||
PPP | 5 | ![]() |
![]() | |
PKPI | 2 | ![]() |
||
Jumlah Anggota | 50 | ![]() |
![]() | |
Jumlah Partai | 11 | ![]() |
![]() |
Daerah pemilihan
Pada Pileg 2019,[36] pemilihan DPRD Kota Medan dibagi kedalam 5 daerah pemilihan (dapil) sebagai berikut:
Nama Dapil | Wilayah Dapil | Jumlah Kursi |
---|---|---|
KOTA MEDAN 1 | Medan Barat, Medan Baru, Medan Helvetia, Medan Petisah | 8 |
KOTA MEDAN 2 | Medan Belawan, Medan Deli, Medan Labuhan, Medan Marelan | 12 |
KOTA MEDAN 3 | Medan Perjuangan, Medan Tembung, Medan Timur | 8 |
KOTA MEDAN 4 | Medan Amplas, Medan Area, Medan Denai, Medan Kota | 10 |
KOTA MEDAN 5 | Medan Johor, Medan Maimun, Medan Polonia, Medan Selayang, Medan Sunggal, Medan Tuntungan | 12 |
TOTAL | 50 |
Pada Pileg 2024,[37] pemilihan DPRD Kota Medan dibagi kedalam 5 daerah pemilihan (dapil) sebagai berikut:
Nama Dapil | Wilayah Dapil | Jumlah Kursi |
---|---|---|
KOTA MEDAN 1 | Medan Helvetia, Medan Barat, Medan Baru, Medan Petisah | 7 |
KOTA MEDAN 2 | Medan Belawan, Medan Marelan, Medan Labuhan | 9 |
KOTA MEDAN 3 | Medan Deli, Medan Tembung, Medan Perjuangan, Medan Timur | 12 |
KOTA MEDAN 4 | Medan Kota, Medan Denai, Medan Amplas, Medan Area | 10 |
KOTA MEDAN 5 | Medan Sunggal, Medan Tuntungan, Medan Johor, Medan Maimun, Medan Polonia, Medan Selayang | 12 |
TOTAL | 50 |
Daftar anggota
Periode 2019–2024
Berikut adalah daftar anggota DPRD Kota Medan periode 2019–2024.[38]
Nama Anggota | Partai Politik | Daerah Pemilihan | Suara Sah | Keterangan | |
---|---|---|---|---|---|
Dame Duma Sari Hutagalung | Gerindra | 5.250 | |||
H. Aulia Rachman, S.E.
(2019–2020) |
Gerindra | KOTA MEDAN 2 | 14.061 | Mengundurkan diri karena mengikuti Pilwali Medan 2020.[39] | |
Haris Kelana Damanik
(2020–2024) |
Gerindra | 5.029 | PAW atas nama H. Aulia Rachman, S.E.[40] | ||
Surianto (Butong) | Gerindra | 9.325 | |||
Siti Suciati, S.H.
(2019–2022) |
Gerindra | KOTA MEDAN 2 | 5.318 | Diberhentikan oleh partai karena tersandung kasus asusila. | |
Jaya Saputra | Gerindra | - | PAW atas nama Siti Suciati, S.H.[41] | ||
Ir. Sahat B. Simbolon
(2019–2022) |
Gerindra | KOTA MEDAN 3 | 7.681 | Meninggal dunia pada 17 Oktober 2022 | |
R. Muhammad Khalil Prasetyo, S.TI., M.Kom.
(2023–2024) |
Gerindra | - | PAW atas nama Ir. Sahat B. Simbolon[42] | ||
Netty Yuniati SRG | Gerindra | 5.120 | |||
H. Ihwan Ritonga, S.E., M.M. | Gerindra | 22.306 | Wakil Ketua DPRD | ||
Dedy Aksyari Nasution, S.T. | Gerindra | 2.926 | |||
Mulia Syahputra Nasution, S.H. | Gerindra | 4.741 | |||
D. Edy Eka Suranta S. Meliala
(2019–2023) |
Gerindra | KOTA MEDAN 5 | 4.703 | Mengundurkan diri dari jabatannya lantaran akan mencalonkan diri sebagai anggota DPRD dari partai politik yang berbeda dari sebelumnya. | |
Abdullah Roni
(2023–2024) |
Gerindra | - | PAW atas nama D. Edy Eka Suranta S. Meliala[41] | ||
Edward Hutabarat | PDI-P | 9.176 | |||
Robi, S.E. | PDI-P | 7.745 | |||
Margaret M.S. | PDI-P | 8.737 | |||
Paul Mei Anton Simanjuntak, S.H. | PDI-P | 9.482 | |||
Drs. Wong Chun Sen, M.Pd.B. | PDI-P | 8.753 | |||
Hasyim, S.E. | PDI-P | 16.376 | Ketua DPRD | ||
David Roni Ganda Sinaga, S.E. | PDI-P | 7.912 | |||
Drs. Daniel Pinem | PDI-P | 11.710 | |||
Johannes Haratua Hutagalung, S.Sos. | PDI-P | 8.395 | |||
Hendri Duin | PDI-P | 4.522 | |||
Mulia Asri Rambe (Bayek), S.H. | Golkar | 7.195 | |||
Modesta Marpaung, Am.Keb., SKM. | Golkar | 6.622 | |||
M. Rizki Nugraha, S.E. | Golkar | 6.397 | |||
Muhammad Afri Rizki Lubis, S.M., M.IP.
(2019–2023) |
Golkar | KOTA MEDAN 5 | 8.550 | Mengundurkan diri dari jabatannya lantaran akan mencalonkan diri sebagai anggota DPRD dari partai politik yang berbeda dari sebelumnya. | |
H. Ilhamsyah, S.H.
(2023–2024) |
Golkar | - | PAW atas nama Muhammad Afri Rizki Lubis, S.M., M.IP.[41] | ||
Antonius Devolis Tumanggor, S.Sos. | NasDem | 2.832 | |||
T. Edriansyah Rendy, S.H. | NasDem | 8.619 | |||
Afif Abdillah | NasDem | 3.555 | |||
Habiburrahman Sinuraya | NasDem | 4.906 | |||
H. Rajuddin Sagala, S.Pd.I. | PKS | 12.694 | Wakil Ketua DPRD | ||
Rudiawan Sitorus, S.Fil.I., M.Pem.I. | PKS | 4.954 | |||
Abdul Latif Lubis, M.Pd. | PKS | 4.875 | |||
Irwansyah, S.Ag., S.H.
(2019–2023) |
PKS | KOTA MEDAN 3 | 8.553 | Mengundurkan diri dari jabatannya lantaran akan mencalonkan diri sebagai anggota DPRD dari partai politik yang berbeda dari sebelumnya. | |
Bukhari, S.E.
(2023–2024) |
PKS | - | PAW atas nama Irwansyah, S.Ag., S.H.[41] | ||
Rudiyanto, S.Pd.I. | PKS | 5.442 | |||
Dhiyaul Hayati, S.Ag., M.Pd. | PKS | 8.843 | |||
Syaiful Ramadhan | PKS | 4.108 | |||
Abdul Rani, S.H. | PPP | 4.813 | |||
Renville Pandapotan Napitupulu, S.T. | PSI | 2.716 | |||
Erwin Siahaan | PSI | 2.038 | |||
Abdul Rahman Nasution, S.H. | PAN | 3.412 | |||
H. T. Bahrumsyah, S.H., M.H. | PAN | 12.551 | Wakil Ketua DPRD | ||
Sudari, S.T. | PAN | 3.129 | |||
Edwin Sugesti Nasution, S.E., M.M. | PAN | 4.999 | |||
Edi Saputra, S.T. | PAN | 4.929 | |||
Sukamto, S.E. | PAN | 6.546 | |||
Janses Simbolon | Hanura | 4.971 | |||
Drs. H. Hendra D.S. | Hanura | 5.130 | |||
Ishaq Abrar Mustafa Tarigan, S.I.P. | Demokrat | 3.584 | |||
Parlindungan, S.H., M.H. | Demokrat | 2.182 | |||
Dodi Robert Simangunsong, S.H. | Demokrat | 6.057 | |||
Burhanuddin Sitepu, S.H. | Demokrat | 4.114 |
Periode 2024–2029
Berikut adalah daftar anggota DPRD Kota Medan periode 2024–2029.[43]
Nama Anggota | Partai Politik | Daerah Pemilihan | Suara Sah | Keterangan | |
---|---|---|---|---|---|
Roma Uli Silalahi, S.S.T., M.K.M. | PKB | 6.404 | |||
Lailatul Badri, A.Md. | PKB | 3.817 | |||
Dame Duma Sari Hutagalung | Gerindra | 7.611 | |||
Tia Ayu Anggraini, S.Kom., M.H. | Gerindra | 6.329 | |||
Zulkarnaen, S.K.M. | Gerindra | 12.880 | Wakil Ketua DPRD | ||
Andreas Pandapotan Purba, A.Md. | Gerindra | 7.632 | |||
Fauzi | Gerindra | 5.414 | |||
Salomo Tabah Ronal Pardede, S.E., M.M. | Gerindra | 5.359 | |||
Robi, S.E., M.A.P. | PDI-P | 10.354 | |||
Dr. Dra. Lily, M.B.A., M.H. | PDI-P | 7.239 | |||
Margaret M. S. | PDI-P | 13.403 | |||
Drs. Wong Chun Sen, M.Pd.B. | PDI-P | 12.408 | Ketua DPRD | ||
Paul Mei Anton Simanjuntak, S.H. | PDI-P | 9.087 | |||
Agus Setiawan | PDI-P | 9.487 | |||
David Roni Ganda Sinaga, S.E. | PDI-P | 7.281 | |||
Jusup Ginting Suka | PDI-P | 8.395 | |||
Johannes Hutagalung, A.Md.Par., S.Sos. | PDI-P | 7.596 | |||
Reza Pahlevi Lubis, S.Kom. | Golkar | 11.012 | |||
Hadi Suhendra | Golkar | 10.000 | Wakil Ketua DPRD | ||
Modesta Marpaung, S.K.M., S.Keb. | Golkar | 9.058 | |||
El Barino Shah, S.H. | Golkar | 13.649 | |||
dr. Dimas Sofani Lubis | Golkar | 11.163 | |||
Rommy van Boy | Golkar | 7.875 | |||
Antonius Devolis Tumanggor, S.Sos. | NasDem | 5.974 | |||
Saipul Bahri | NasDem | 10.084 | |||
dr. Faisal Arbie | NasDem | 5.260 | |||
Afif Abdillah | NasDem | 13.082 | |||
Muhammad Afri Rizki Lubis, S.M., M.I.P. | NasDem | 8.512 | |||
H. Rajudin Sagala, S.Pd.I. | PKS | 17.582 | Wakil Ketua DPRD | ||
Zulham Efendi, S.Pd.MI. | PKS | 5.244 | |||
H. Doli Indra Rangkuti, S.E. | PKS | 5.786 | |||
Datuk Iskandar Muda, A.Md. | PKS | 3.725 | |||
dr. H. Ade Taufiq, Sp.OG. | PKS | 9.905 | |||
Hj. Sri Rezeki, A.Md. | PKS | 8.168 | |||
H. Kasman bin Marasakti Lbs | PKS | 9.132 | |||
Syaiful Ramadhan | PKS | 5.114 | |||
Janses Simbolon | Hanura | 10.155 | |||
Eko Afrianta | Hanura | 10.109 | |||
H. T. Bahrumsyah, S.H., M.H. | PAN | 12.604 | |||
Edwin Sugesti Nasution, S.E., M.M. | PAN | 7.449 | |||
Edi Saputra, S.T. | PAN | 8.084 | |||
Drs. H. Muslim, M.S.P. | Demokrat | 5.602 | |||
Ahmad Afandi Harahap | Demokrat | 3.946 | |||
Dodi Robert Simangunsong, S.H. | Demokrat | 3.583 | |||
H. Iswanda Ramli, S.E. | Demokrat | 5.496 | |||
Renville Pandapotan Napitupulu, S.T. | PSI | 4.589 | |||
Reinhart Jeremy Aninditha | PSI | 3.862 | |||
Drs. Godfried Effendi Lubis, M.M. | PSI | 3.864 | |||
Henry Jhon Hutagalung, S.E., S.H., M.H. | PSI | 1.813 | |||
Binsar Simarmata, S.S., M.M. | Perindo | 4.216 |
Galeri
- Komposisi DPRD
-
Komposisi DPRD Kota Medan hasil Pileg 2019.
Lihat pula
- Dewan Perwakilan Rakyat Daerah
- Dewan Perwakilan Rakyat Daerah Provinsi Sumatera Utara
- Kota Medan
- Sumatera Utara
Referensi
- ^ "Medan Paris-nya Sumatra". Diarsipkan dari versi asli tanggal 2022-10-18. Diakses tanggal 2022-10-18.
- ^ Arofani, Prila (2020-09-26). "20 Julukan Unik Kota-kota di Indonesia, Sarat Makna dan Sejarah". IDN Times. Diarsipkan dari versi asli tanggal 2022-10-18. Diakses tanggal 2022-10-18.
- ^ "Lambang Kota Medan". Diarsipkan dari versi asli tanggal 2022-10-18. Diakses tanggal 2022-10-18.
- ^ a b "Undang-Undang Nomor 16 Tahun 2024 tentang Kota Medan di Provinsi Sumatera Utara" (PDF). Lembaran Negara Republik Indonesia. 2024-07-02. Diarsipkan dari versi asli (PDF) tanggal 2024-07-15. Diakses tanggal 2024-07-15.
- ^ a b "Kota Medan Dalam Angka 2023" (pdf). BPS Medan. 28 Februari 2023. hlm. 56. Diakses tanggal 15 April 2023.
- ^ "Kota Medan Dalam Angka 2019" (pdf). BPS Kota Medan. hlm. 179. Diakses tanggal 15 April 2023.
- ^ "Indeks Pembangunan Manusia (Umur Harapan Hidup Hasil Long Form SP2020), 2023-2024". www.bps.go.id. Badan Pusat Statistik. Diakses tanggal 23 November 2024.
- ^ a b "Postur APBD Kota Medan Tahun 2024". djpk.kemenkeu.go.id. (2024). Diakses tanggal 23 November 2024.
- ^ "Rincian Dana Transfer Umum T.A 2024 Menurut Provinsi/Kabupaten/Kota" (PDF). www.djpk.kemenkeu.go.id. (2024). Diakses tanggal 23 November 2024.
- ^ "Buku Alokasi dan Rangkuman Kebijakan Transfer Ke Daerah T.A 2024 Provinsi Sumatera Utara". djpk.kemenkeu.go.id. (2024). hlm. II-37. Diakses tanggal 23 November 2024.
- ^ "Pemko Medan - Lambang Kota Medan". Diarsipkan dari versi asli tanggal 2010-07-18. Diakses tanggal 2010-05-28.
- ^ a b Peraturan Wali Kota Medan No. 16 Tahun 2013 (PDF). Diarsipkan (PDF) dari versi asli tanggal 2022-06-24. Diakses tanggal 2022-08-05.
- ^ a b "Visualisasi Data Kependudukan - Kementerian Dalam Negeri 2022" (Visual). www.dukcapil.kemendagri.go.id. Diakses tanggal 2 Februari 2022.
- ^ Otto, Ben (5 Januari 2014). "Indonesian Volcano Erupts 77 Times in 24 Hours". The Wall Street Journal. Diarsipkan dari versi asli tanggal 6 Maret 2016. ((Perlu berlangganan (help)).
- ^ Gunawan, Apriadi (1 April 2014). "Medan offers historical and religious tourist sites". The Jakarta Post. Diarsipkan dari versi asli tanggal 10 Maret 2016. Diakses tanggal 12 September 2016.
- ^ "Salinan arsip". Diarsipkan dari versi asli tanggal 2019-07-05. Diakses tanggal 2019-05-16.
- ^ Geografi. Grasindo. ISBN 978-979-759-619-4. Diarsipkan dari versi asli tanggal 2023-02-26. Diakses tanggal 2019-05-16.
- ^ "Asal Muasal Nama Medan". Media Indonesia. 9 Oktober 2020. Diarsipkan dari versi asli tanggal 2022-10-18. Diakses tanggal 18 Oktober 2022.
- ^ a b "Sejarah Kota Medan Sejarah Multi Kebudayaan". detikcom. Diarsipkan dari versi asli tanggal 2018-08-25. Diakses tanggal 25 Agustus 2018.
- ^ Kota Medan Dalam Angka 2023. BPS Kota Medan. 2023. hlm. 3. ISSN 2302-2396.
- ^ Kota Medan Dalam Angka 2019 (PDF). BPS Kota Medan. 2019. hlm. 3. ISBN 978-602-405-123-5.
- ^ Sirait, R., Parinduri, S. H., dan Sirait, M. F. (2022). Kota Medan Dalam Angka 2022. BPS Kota Medan. hlm. 3. ISSN 2302-2396.
- ^ "2023, Sungai Ditata Jadi Wisata Heritage". sumutpos.jawapos.com. Diakses tanggal 17 Juli 2023.
- ^ "Medan, Indonesia Köppen Climate Classification (Weatherbase)". Weatherbase. Diarsipkan dari versi asli tanggal 2020-11-30. Diakses tanggal 4 Juli 2015.
- ^ "INDONESIA - Polonia". Centro de Investigaciones Fitosociológicas. Diakses tanggal 3 Oktober 2020.
- ^ "Buku Peta Rata-Rata Curah Hujan Dan Hari Hujan Periode 1991-2020 Indonesia" (PDF). BMKG. hlm. 66 & 131. Diakses tanggal 3 Oktober 2024.
- ^ "Medan, Indonesia". Weatherbase. Diakses tanggal 3 Oktober 2020.
- ^ "Total Hours of Sunshine, Medan, Indonesia". WeatherOnline. Diakses tanggal 3 Oktober 2020.
- ^ DPRD Medan Umumkan Hasil Penetapan Rico Waas dan Zakiyuddin sebagai Wali Kota dan Wakil Wali Kota Medan 2025-2030
- ^ a b Aldi, Nizar. "4 Pimpinan DPRD Medan Periode 2024-2029 Ditetapkan". detiksumut. Diakses tanggal 2024-11-17.
- ^ a b Aldi, Nizar. "4 Pimpinan DPRD Medan Periode 2024-2029 Resmi Dilantik". detiksumut. Diakses tanggal 2025-04-22.
- ^ "Keputusan KPU Kota Medan Nomor 868 Tahun 2024 tentang Penetapan Hasil Pemilihan Umum Anggota Dewan Perwakilan Rakyat Daerah Kota Medan Tahun 2024" (PDF). KPU RI. 20-03-2024. Diakses tanggal 05-05-2024.
- ^ Pimpinan DPRD Kota Medan 2019-2024
- ^ Perolehan Kursi DPRD Kota Medan 2014-2019
- ^ Perolehan Kursi DPRD Kota Medan 2019-2024
- ^ "Keputusan KPU Nomor 265/PL.01.3-Kpt/06/KPU/IV/2018 tentang Penetapan Daerah Pemilihan dan Alokasi Kursi Anggota Dewan Perwakilan Rakyat Daerah Provinsi dan Dewan Perwakilan Rakyat Daerah Kabupaten/Kota di Wilayah Provinsi Sumatera Utara" (PDF). KPU RI. 04-04-2018.
- ^ "Peraturan KPU Nomor 6 Tahun 2023 tentang Daerah Pemilihan dan Alokasi Kursi Anggota Dewan Perwakilan Rakyat, Dewan Perwakilan Rakyat Daerah Provinsi, dan Dewan Perwakilan Rakyat Daerah Kabupaten/Kota dalam Pemilihan Umum Tahun 2024" (PDF). KPU RI. 06-02-2023. Diakses tanggal 10-02-2023.
- ^ Daftar Anggota DPRD Kota Medan 2019-2024, diakses 3 Februari 2021.
- ^ Arfah, Ahmad. "Duet dengan Mantu Jokowi di Pilkada, Aulia Bakal Mundur dari DPRD Medan". detiknews. Diakses tanggal 2022-02-08.
- ^ Agency, ANTARA News. "Ketua DPRD Medan lantik Haris Kelana Damanik jadi anggota dewan - ANTARA News Sumatera Utara". Antara News. Diakses tanggal 2022-02-08.
- ^ a b c d Gultom, Jones (12-12-2023). Ramita Harja, ed. "Empat PAW Anggota DPRD Medan Dilantik". medanbisnisdaily.com. Diakses tanggal 01-05-2024.
- ^ Purba, Andreas (14-02-2023). Dewi Sukhrani, ed. "Raden Muhammad Resmi Jadi PAW Anggota DPRD Medan". rri.co.id. Diakses tanggal 01-05-2024.
- ^ Aldi, Nizar (28-05-2024). "KPU Tetapkan 50 Anggota DPRD Medan Periode 2024-2029, Ini Daftarnya". detik.com. Diakses tanggal 24-06-2024.
Kecamatan
Kota Medan terdiri dari 21 kecamatan dan 151 kelurahan dengan luas wilayah mencapai 265,00 km² dan jumlah penduduk sekitar 2.478.145 jiwa (2017) dengan kepadatan penduduk 9.352 jiwa/km².[1][2]
Daftar kecamatan dan kelurahan di Kota Medan, adalah sebagai berikut:
Kode Kemendagri |
Kecamatan | Jumlah Kelurahan |
Daftar Kelurahan |
---|---|---|---|
12.71.09 | Medan Amplas | 7 | |
12.71.10 | Medan Area | 12 | |
12.71.05 | Medan Barat | 6 | |
12.71.17 | Medan Baru | 6 | |
12.71.08 | Medan Belawan | 6 | |
12.71.06 | Medan Deli | 6 | |
12.71.04 | Medan Denai | 6 | |
12.71.03 | Medan Helvetia | 7 | |
12.71.11 | Medan Johor | 6 | |
12.71.01 | Medan Kota | 12 | |
12.71.13 | Medan Labuhan | 6 | |
12.71.15 | Medan Maimun | 6 | |
12.71.12 | Medan Marelan | 5 | |
12.71.18 | Medan Perjuangan | 9 | |
12.71.19 | Medan Petisah | 7 | |
12.71.16 | Medan Polonia | 5 | |
12.71.02 | Medan Sunggal | 6 | |
12.71.21 | Medan Selayang | 6 | |
12.71.14 | Medan Tembung | 7 | |
12.71.07 | Medan Tuntungan | 9 | |
12.71.20 | Medan Timur | 11 | |
TOTAL | 151 |
Demografi
Populasi historis | ||
---|---|---|
Tahun | Jumlah Pend. | ±% p.a. |
2001 | 1.926.052 | — |
2002 | 1.963.086 | +1.92% |
2003 | 1.993.060 | +1.53% |
2004 | 2.006.014 | +0.65% |
2005 | 2.036.018 | +1.50% |
2007 | 2.083.156 | +1.15% |
2008 | 2.102.105 | +0.91% |
2009 | 2.121.053 | +0.90% |
2010 | 2.109.339 | −0.55% |
2012 | 2.122.804 | +0.32% |
2015 | 2.210.624 | +1.36% |
2018 | 2.264.145 | +0.80% |
Sumber: [3][4][5][6] |
Berdasarkan data kependudukan tahun 2005, penduduk Medan diperkirakan telah mencapai 2.036.018 jiwa, dengan jumlah wanita lebih besar dari pria, (1.010.174 jiwa > 995.968 jiwa). Jumlah penduduk tersebut diketahui merupakan penduduk tetap, sedangkan penduduk tidak tetap diperkirakan mencapai lebih dari 500.000 jiwa, yang merupakan penduduk komuter.
Berdasarkan Sensus Penduduk Indonesia 2010, penduduk Medan berjumlah 2.109.339 jiwa.[5] Penduduk Medan terdiri atas 1.040.680 laki-laki dan 1.068.659 perempuan.[5] Bersama kawasan metropolitannya (Kota Binjai dan Kabupaten Deli Serdang) penduduk Medan mencapai 4.144.583 jiwa. Dengan demikian Medan merupakan kota dengan jumlah penduduk terbesar di Sumatra dan keempat di Indonesia.
Sebagian besar penduduk Medan berasal dari kelompok umur 0-19 dan 20-39 tahun (masing-masing 41% dan 37,8% dari total penduduk). Dilihat dari struktur umur penduduk, Medan dihuni lebih kurang 1.377.751 jiwa berusia produktif, (15-59 tahun). Selanjutnya dilihat dari tingkat pendidikan, rata-rata lama sekolah penduduk telah mencapai 10,5 tahun. Dengan demikian, secara relatif tersedia tenaga kerja yang cukup, yang dapat bekerja pada berbagai jenis perusahaan, baik jasa, perdagangan, maupun industri manufaktur.
Laju pertumbuhan penduduk Medan periode tahun 2000-2004 cenderung mengalami peningkatan, dimana tingkat pertumbuhan penduduk pada tahun 2000 adalah sebesar 0,09% dan menjadi 0,63% pada tahun 2004. Jumlah penduduk paling banyak ada di Kecamatan Medan Deli, disusul Medan Helvetia dan Medan Tembung. Jumlah penduduk yang paling sedikit, terdapat di Kecamatan Medan Baru, Medan Maimun, dan Medan Polonia. Tingkat kepadatan penduduk tertinggi ada di Kecamatan Medan Perjuangan, Medan Area, dan Medan Timur. Pada tahun 2004, angka harapan hidup bagi laki-laki adalah 69 tahun sedangkan bagi wanita adalah 71 tahun.
Suku bangsa
Kota Medan memiliki beragam etnis atau suku bangsa dengan mayoritas penduduk beretnis Batak, Jawa, Tionghoa, dan Minangkabau. Adapun etnis aslinya adalah Batak Karo bagian Jahe atau pesisir dan Melayu. Keanekaragaman etnis di Medan terlihat dari jumlah masjid, gereja, dan vihara Tionghoa yang banyak tersebar di seluruh kota. Daerah di sekitar Jalan Zainul Arifin dikenal sebagai Kampung Keling, yang merupakan daerah pemukiman orang keturunan India.
Secara persentase, Kota Medan didominasi oleh suku bangsa Batak, yang meliputi Batak Toba, Batak Angkola, Batak Mandailing, Batak Karo, Batak Simalungun, dan Batak Pakpak. Penduduk kota Medan berdasarkan suku bangsa tahun 2000 yakni Batak sebanyak 33,70% (Batak Toba 19,21%; Batak Angkola dan Batak Mandailing 9,36%; Batak Karo 4,10%; Batak Simalungun 0,69%; Batak Pakpak 0,34%). Kemudian suku Jawa sebanyak 33,03%, diikuti Tionghoa sebanyak 10,65%, kemudian Minangkabau sebanyak 8,60%, Melayu 6,59%, Aceh 2,78%, Nias sebanyak 0,69%, dan suku lainnya 3,96%.[7]
Secara historis, pada tahun 1918 tercatat bahwa Medan dihuni oleh 43.826 jiwa. Dari jumlah tersebut, 409 orang keturunan Eropa, 35.009 orang Indonesia, 8.269 keturunan Tionghoa, dan 139 berasal dari ras Timur lainnya.
No | Etnis | Tahun | ||
---|---|---|---|---|
1930 | 1980 | 2000 | ||
1 | Jawa | 24,89% | 29,41% | 33,03% |
2 | Batak Toba | 2,93% | 14,11% | 20,93% |
3 | Tionghoa | 35,63% | 12,80% | 10,65% |
4 | Mandailing | 6,12% | 11,91% | 9,36% |
5 | Minangkabau | 7,29% | 10,93% | 8,60% |
6 | Melayu | 7,06% | 8,57% | 6,59% |
7 | Karo | 0,19% | 3,99% | 4,10% |
8 | Aceh | -- | 2,19% | 2,78% |
9 | Sunda | 1,58% | 1,90% | -- |
10 | Lainnya | 14,31% | 4,13% | 3,96% |
Sumber: 1930 dan 1980: Usman Pelly, 1983 Diarsipkan 2012-05-14 di Wayback Machine.; 2000: BPS Sumut
*Catatan: Data BPS Sumut tidak menyenaraikan "Batak" sebagai suku bangsa, total Simalungun (0,69%), Tapanuli/Toba (19,21%), Pakpak (0,34%), dan Nias (0,69%) adalah 20,93%
Agama
-
Gereja HKBP Pardomuan Medan Selatan.
-
Gereja Katolik Graha Maria Annai Velangkanni.
-
Vihara Gunung Timur Medan.
-
Kuil Hirohara (sekarang Medan Club)
Selain multi etnis, Kota Medan juga dikenal dengan kota yang beragam agama. Meskipun demikian, warga kota Medan tetap menjaga perdamaian dan kerukunan meskipun berbeda keyakinan. Berdasarkan data sensus Kota Medan tahun 2018 menunjukan bahwa mayoritas penduduk menganut agama Islam 65,78%, kemudian Kristen Protestan 20,15%, Buddha 8,65%, Katolik 4,63%, Hindu 0,79% dan Konghucu kurang dari 0,01%.[3][9]
Kulinari

Kota Medan memiliki beragam macam kulinari yang dibawa oleh para perantau yang telah berdomisili di Medan sejak ratusan tahun lalu. Seperti di kota-kota lainnya di Indonesia, masakan Minangkabau juga banyak dijumpai di Medan. Restoran Padang bisa ditemukan di seantero kota. Disamping itu ada juga rumah makan yang menjual makanan khas seperti Sate Padang, Soto Padang, Martabak Kubang, Lontong sayur Padang, serta minuman khas Teh Talua. Selain kulinari khas Minang, di Medan juga banyak Rumah Makan Aceh yang menjual Mi Aceh.
Di Medan banyak pula kulinari khas Tionghoa, seperti Bakmi Medan, Mie Hokkien, Ci Cong Fan, dan Sio Bak Pui.[10] Makanan ini biasa dijual di rumah makan chinese food atau di kaki lima, seperti di Jalan Semarang dan Jalan Selat Panjang.
Medan juga dikenal dengan kuliner khas India yang beragam. Beberapa makanan India yang cukup populer antara lain Roti Canai yang disajikan dengan kari kambing atau ayam yang kaya rempah, serta Nasi Briyani yang harum dengan daging berbumbu.[11][12] Martabak India dengan isian daging cincang berbumbu dan dosa, sejenis pancake tipis yang disajikan dengan chutney dan sambar, juga menjadi favorit. Untuk hidangan penutup, ada Gulab Jamun, serta minuman khas Teh Masala.
Masyarakat Batak, umumnya Batak Toba, Simalungun, Pakpak-Dairi, Karo, dan juga Nias, memiliki beragam makanan khas berbahan daging babi. Olahan daging babi yang lebih dikenal yakni Saksang dan Tanggo-tanggo, yang saat ini juga banyak ditemui di provinsi lain di Indonesia.
Selain itu, beberapa makanan yang dikenal berasal dari Sumatera Utara, seperti Bika Ambon, Ikan Mas Arsik, Mie Gomak, Lontong Medan, Lemang, Lapet, Naniura, Ombus-ombus, dan Manuk Napinadar juga banyak dijumpai di sini.
Kehidupan sosial


Pekerjaan
Sebagai kota terbesar di Pulau Sumatra dan di Selat Malaka, penduduk Medan banyak yang berprofesi di bidang perdagangan. Biasanya pengusaha Medan banyak yang menjadi pedagang komoditas perkebunan. Setelah kemerdekaan, sektor perdagangan secara konsisten didominasi oleh etnis Tionghoa dan Minangkabau. Bidang pemerintahan dan politik, dikuasai oleh orang-orang Melayu dan Batak Mandailing. Sedangkan profesi yang memerlukan keahlian dan pendidikan tinggi, seperti pengacara, dokter, notaris, dan wartawan, mayoritas digeluti oleh orang Minangkabau.[8]
Etnis | Pengacara | Dokter | Notaris | Wartawan |
---|---|---|---|---|
Aceh | 2,6% | 3,9% | -- | 3,7% |
Batak | 13,2% | 15,9% | 18,5% | 8,5% |
Jawa | 5,3% | 15,9% | 11,1% | 10,4% |
Mandailing | 23,6% | 14,1% | 14,8% | 18,3% |
Minangkabau | 36,8% | 20,6% | 29,7% | 37,7% |
Melayu | 5,3% | 5,9% | 3,7% | 17,7% |
Sunda | -- | -- | 3,7% | 10,4% |
Tionghoa | -- | 14,7% | 7,4% | 1,2% |
Pola pemukiman
Perluasan Kota Medan telah mendorong perubahan pola pemukiman kelompok-kelompok etnis. Etnis Melayu yang merupakan penduduk asli kota, banyak yang tinggal di pinggiran kota seperti Belawan, Denai, dan Marelan. Etnis Tionghoa dan Minangkabau yang sebagian besar hidup di bidang perdagangan, 75% dari mereka tinggal di sekitar pusat-pusat perbelanjaan atau pusat kota. Pemukiman orang Tionghoa dan Minangkabau sejalan dengan arah pemekaran dan perluasan fasilitas pusat perbelanjaan. Orang Mandailing juga memilih tinggal di pinggiran kota yang lebih nyaman, oleh karena itu terdapat kecenderungan di kalangan masyarakat Mandailing untuk menjual rumah dan tanah mereka di tengah kota, seperti di Kampung Masjid, Kota Maksum, dan Sungai Mati. Sedangkan pemukiman orang Karo dan Batak Toba kebanyakan berada di bagian selatan kota, seperti Simalingkar atau Padang Bulan. Hal tersebut dikarenakan jarak antara kota Medan wilayah selatan lebih dekat dengan kampung halaman mereka dibandingkan pusat kota maupun wilayah pesisir, khususnya orang Karo yang berdomisili di sekitar Sibolangit, Berastagi, dan Kabanjahe, dimana hanya tinggal mengikuti lintas Jalan Raya Jamin Ginting terus ke arah selatan untuk menuju kesana.[8]
Pendidikan
Pendidikan formal | SD negeri dan swasta | SMP negeri dan swasta | SMA negeri dan swasta | Perguruan tinggi |
---|---|---|---|---|
Jumlah satuan | 827 | 337 | 288 | 72 |
Ekonomi

Pariwisata
Ada banyak bangunan-bangunan tua di Medan yang masih menyisakan arsitektur khas Belanda. Contohnya: Gedung Balai Kota lama, Kantor Pos Medan, Menara Air Tirtanadi (yang merupakan ikon kota Medan), Titi Gantung–sebuah jembatan di atas rel kereta api, Kantor Pos, Bank Indonesia, Gedung London Sumatra dan Bangunan tua di daerah Kesawan.
Selain itu, masih ada beberapa bangunan bersejarah, antara lain Istana Maimun, Masjid Raya Medan, Masjid Raya Al Osmani dan juga rumah Tjong A Fie di kawasan Jalan Jend. Ahmad Yani (Kesawan).
Daerah Kesawan masih menyisakan bangunan-bangunan tua, seperti bangunan PT London Sumatra, dan ruko-ruko tua seperti yang bisa ditemukan di Penang, Malaysia dan Singapura. Ruko-ruko ini, kini telah disulap menjadi sebuah pusat jajanan makan yang ramai pada malam harinya. Saat ini Pemerintah Kota merencanakan Medan sebagai Kota Pusat Perbelanjaan dan Makanan. Diharapkan dengan adanya program ini menambah arus kunjungan dan lama tinggal wisatawan ke kota ini.
Bangunan tua




beberapa bangunan tua yang masih berfungsi di kota Medan;
- Kantor Balai Kota Lama
- Kantor Pos Medan
- Stasiun Kereta Api Medan
- Menara Bakaran Batu
- Istana Maimun
- Menara Air Tirtanadi
- Rumah Tjong A Fie
- PT PP London Sumatra
- Kuil Shri Mariamman
- Masjid Al Osmani
- Masjid Raya Al Mashun Medan
- Gereja Immanuel
- Hotel Inna Dharma Deli
- Bank Indonesia
- Gedung B.K.S. P.P.S.
- Gedung Asuransi Jiwasraya
- Kolam Sri Deli
- Pekong Lima Medan Labuhan
- Stasiun Labuan
- Bank Mandiri Cabang Kesawan
- Restoran Tip Top
- Gedung Warenhuis
- Titi Gantung
- RS. Tembakau Deli
- RS. dr. Pirngadi
- RS. Santa Elisabeth
- Gedung Dinas Kebudayaan dan Pariwisata
- Masjid Lama Gang Bengkok Medan
Transportasi
Darat


Keunikan Medan terletak pada becak bermotornya (becak mesin/ becak motor) yang dapat ditemukan hampir di seluruh Medan. Berbeda dengan becak biasa (becak dayung), becak motor dapat membawa penumpangnya ke mana pun di dalam kota. Selain becak, dalam kota juga tersedia angkutan umum berbentuk minibus (angkot/oplet) dan taksi. Pengemudi becak berada di samping becak, bukan di belakang becak seperti halnya di Jawa, yang memudahkan becak Medan untuk melalui jalan yang berliku-liku dan memungkinkan untuk diproduksi dengan harga yang minimal, karena hanya diperlukan sedikit modifikasi saja agar sepeda atau sepeda motor biasa dapat digunakan sebagai penggerak becak. Desain ini mengambil desain dari sepeda motor gandengan perang Jerman di Perang Dunia II.
Sebutan paling khas untuk angkutan umum adalah Sudako. Sudako pada awalnya menggunakan minibus Daihatsu S38 dengan mesin 2 tak kapasitas 500cc. Bentuknya merupakan modifikasi dari mobil pick up. Pada bagian belakangnya diletakkan dua buah kursi panjang sehingga penumpang duduk saling berhadapan dan sangat dekat sehingga bersinggungan lutut dengan penumpang di depannya.
Trayek pertama kali sudako adalah "Lin 01", (Lin sama dengan trayek) yang menghubungkan antara daerah Pasar Merah (Jalan HM. Joni), Jalan Amaliun dan terminal Sambu, yang merupakan terminal pusat pertama angkutan penumpang ukuran kecil dan sedang. Saat ini "Daihatsu S38 500 cc" sudah tidak digunakan lagi karena faktor usia, dan berganti dengan mobil-mobil baru seperti Toyota Kijang, Isuzu Panther, Daihatsu Zebra, dan Daihatsu Espass.
Selain itu, masih ada lagi angkutan lainnya yaitu bemo, yang berasal dari India. Beroda tiga dan cukup kuat menanjak dengan membawa 11 penumpang. Bemo kemudian digantikan oleh bajaj yang juga berasal dari India, yang di Medan dikenal dengan nama "toyoko".
Kereta api
Jaringan transportasi Kereta api di Kota Medan menghubungkan Medan dengan Binjai–Stabat–Tanjung Pura di sebelah barat, Belawan di sebelah utara, dan Tebing Tinggi–Siantar dan Tebing Tinggi–Kisaran-Tanjungbalai-Rantau Prapat di sebelah timur. Berikut daftar nama kereta api :
- Kereta api Sribilah (relasi Medan–Rantau Prapat dan sebaliknya)
- Kereta api Putri Deli (relasi Medan–Tanjung Balai dan sebaliknya)
- Kereta api Siantar Ekspres (relasi Medan–Siantar dan sebaliknya)
- Kereta api Sri Lelawangsa (relasi Kualanamu–Medan–Binjai–Kuala Bingai dan sebaliknya)
Jalan tol
Jaringan transportasi Jalan Tol Tol Belmera menghubungkan Medan dengan Belawan dan Tanjung Morawa. Jalan Tol Medan—Kuala Namu—Tebing Tinggi dan Medan—Binjai juga sudah selesai pembangunannya dan sudah beroperasi.

Bus Transmebidang
Pada akhir tahun 2015, sistem Bus Rapid Transit Trans Mebidang telah beroperasi di Kota Medan, Kota Binjai, dan Kabupaten Deli Serdang.
Jenis angkutan umum | Koridor/trayek | Tujuan |
---|---|---|
Trans Mebidang | 1 | Terminal Kota Binjai- Pusat Pasar (Medan) |
2 | Kabupaten Deli Serdang - Pusat Pasar (Medan) |
Bus Trans Metro Deli
Pada November dalam tahun yang sama, transportasi dalam jaringan berbasis aplikasi mulai masuk dan beroperasi di Kota Medan, yang diawali dengan ojek sepeda motor, dan diikuti kendaraan roda empat. Hal ini sempat mendapat berbagai protes dan pertentangan dari sejumlah pihak, termasuk pelaku moda transportasi angkutan kota (angkot) yang telah ada sebelumnya. Namun seiring berjalannya waktu serta kebutuhan masyarakat yang semakin meningkat maka transportasi ini menjadi salah satu pilihan alternatif yang paling diminati.
Kehadiran TEMAN BUS di Kota Medan menjadi layanan yang kelima dalam program Buy The Service (BTS) yang digagas oleh Kementerian Perhubungan Republik Indonesia. Operator yang menjalankan operasional layanan TEMAN BUS di Kota Medan adalah PT Medan Bus Transport (Trans Metro Deli).[14]
Angkutan Bus Rapid Transit (BRT) ini menjadi penunjang mobilisasi masyarakat Kota Medan yang mencakup hingga ke wilayah Distrik Belawan, Terminal Pinang Baris, Lapangan Merdeka, Terminal Amplas dan Tembung.

TEMAN BUS Medan sebanyak 72 unit dengan rute layanan di 5 Koridor, yaitu:[14]
Jenis angkutan umum | Koridor/trayek | Tujuan |
---|---|---|
Trans Metro Deli[14] | Terminal Pinang Baris–Lapangan Merdeka | |
Terminal Terpadu Amplas-Lapangan Merdeka | ||
Belawan-Lapangan Merdeka | ||
Medan Tuntungan-Lapangan Merdeka | ||
Medan Tembung–Lapangan Merdeka |
Terminal bus yang melayani warga Medan:
- Terminal Sambu
- Terminal Pinang Baris
- Terminal Amplas
Laut

Pelabuhan Belawan terletak di bagian utara Kota Medan. Pelabuhan ini merupakan pelabuhan Indonesia tersibuk di luar Pulau Jawa.
Udara

Bandar Udara Internasional Kualanamu yang berada di Desa Beringin, Kecamatan Beringin, Kabupaten Deli Serdang yang menghubungkan Medan dan sekitarnya dengan kota-kota seperti Bandung, Palembang, Jakarta, Surabaya serta Kuala Lumpur, dan Georgetown di Malaysia dan Singapura.
Olahraga
Beberapa klub olahraga yang terdapat di Medan antara lain klub sepak bola: PSMS Medan, Medan Jaya, Medan Chiefs, Bintang PSMS Medan dan Medan United; dan klub basket: Angsapura Sania. Gelanggang olahraga yang terdapat di Medan antara lain Stadion Teladan, Stadion Kebun Bunga, dan GOR Angsapura. Sedangkan lapangan untuk berolahraga adalah Lapangan Merdeka, Lapangan Persit Chandra Kirana (Jalan Gaperta), dan Lapangan Benteng.
Pekan Olahraga Kota Medan
Sejak tahun 2009, KONI Kota Medan dan pemerintah Kota Medan mengadakan Pekan Olahraga Kota (Porkot). Pembukaan dan penutupan Porkot dilaksanakan di Stadion Teladan.[15][16]
Porkot 2009 dilaksanakan tanggal 11-18 Agustus 2009 mempertandingkan 30 cabang olahraga.[15] Kecamatan Medan Helvetia menjuarai Porkot ini.[17][18]
Porkot 2010 dilaksanakan tanggal 11-18 Desember 2010 mempertandingkan 32 cabang olahraga.[19][20] Kecamatan Medan kota menjuarai porkot ini.[17]
Porkot 2011 dilaksanakan tanggal 15-22 Oktober 2011 mempertandingkan 33 cabang olahraga.[16] Kecamatan Medan Kota menjuarai Porkot ini dengan kecamatan Medan Helvetia berada di peringkat kedua dan kecamatan Medan Denai berada di peringkat ketiga.[21][22][23]
Georgetown, Pulau Penang, Malaysia (10 Oktober 1984)
Ichikawa, Chiba, Jepang (4 November 1989)
Gwangju, Jeolla Selatan, Korea Selatan (24 September 1997)
Chengdu, Sichuan, Republik Rakyat Tiongkok (17 Desember 2002)
Lihat pula
- Daftar Daerah Tingkat II
- Kesawan, Medan
- Objek wisata di Kota Medan
- Daftar Sekolah Menengah Atas di Sumatera Utara
- Daftar perguruan tinggi swasta di Sumatera Utara
Referensi
- ^ "Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 137 Tahun 2017 tentang Kode dan Data Wilayah Administrasi Pemerintahan". Kementerian Dalam Negeri Republik Indonesia. Diarsipkan dari versi asli tanggal 29 Desember 2018. Diakses tanggal 3 Oktober 2019.
- ^ "Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 72 Tahun 2019 tentang Perubahan atas Permendagri nomor 137 Tahun 2017 tentang Kode dan Data Wilayah Administrasi Pemerintahan". Kementerian Dalam Negeri Republik Indonesia. Diarsipkan dari versi asli (PDF) tanggal 25 Oktober 2019. Diakses tanggal 15 Januari 2020.
- ^ a b Kesalahan pengutipan: Tag
<ref>
tidak sah; tidak ditemukan teks untuk ref bernamaBPS 2019
- ^ "BPS Kota Medan - Jumlah Penduduk & Kepadatan Penduduk Kota Medan tahun 2009". Diarsipkan dari versi asli tanggal 2010-08-06. Diakses tanggal 2010-07-05.
- ^ a b c "Penduduk Sumut paling padat di Medan". 2010-08-17. Diarsipkan dari versi asli tanggal 2012-05-21. Diakses tanggal 2010-08-25.
- ^ "Luas Wilayah, Jumlah Penduduk, dan Kepadatan Penduduk menurut Kabupaten/Kota Tahun 2012". BPS Sumut. 2012. Diarsipkan dari versi asli tanggal 2014-01-11. Diakses tanggal 2014-01-11.
- ^ "Pemetaan Penduduk Berdasarkan Suku di Kota Medan" (pdf). www.academia.edu. Februari 2018. Diarsipkan dari versi asli tanggal 2020-06-04. Diakses tanggal 2 Februari 2022.
- ^ a b c (Indonesia) "Orang Melayu di Kota Medan". Diarsipkan dari versi asli tanggal 14 Juli 2011.
- ^ ""Kota Medan Dalam Angka 2016"". Diarsipkan dari versi asli tanggal 2023-02-26. Diakses tanggal 2017-07-23.
- ^ Kuliner Khas Tionghoa di Medan yang Menggugah Selera
- ^ Nasution, Fitri (23 September 2019). "6 Mengunjungi Bollywood, Berikut Indian Food di Medan". jofiebakery. Diarsipkan dari versi asli tanggal 2023-09-05. Diakses tanggal 5 September 2023.
- ^ https://travel.tribunnews.com/2021/04/12/4-kuliner-khas-india-yang-bisa-kamu-jumpai-di-medan-ada-nasi-biryani-hingga-samosa#google_vignette
- ^ "IDI, Peradin, Ikatan Notaris Cabang Medan, PWI, 1980". Diarsipkan dari versi asli tanggal 2012-05-14. Diakses tanggal 2009-07-15.
- ^ a b c "Teman Bus Medan". TEMAN BUS (Transportasi Ekonomis Mudah Andal dan Nyaman). © 2020 Kementerian Perhubungan Republik Indonesia. Diarsipkan dari versi asli tanggal 2021-02-03. Diakses tanggal 2021-06-12.
- ^ a b "Portal Berita Orang Sumut | Portalnya Orang Sumut". ANTARA Sumut. 2009-08-12. Diarsipkan dari versi asli tanggal 2011-07-26. Diakses tanggal 2011-10-30.
- ^ a b Lukmanul Hakim (2011-10-22). "Selamat Datang di Situs Resmi Koni Medan". Koni-medan.org. Diarsipkan dari versi asli tanggal 2012-01-12. Diakses tanggal 2011-10-30.
- ^ a b Freddie Chandra S.Kom. "Medan Kota Juara Umum Porkot 2010 - Harian Medan Bisnis". Medanbisnisdaily.com. Diarsipkan dari versi asli tanggal 2012-05-11. Diakses tanggal 2011-10-30.
- ^ "Helvetia Juara Umum | Arsip Harian Sumut Pos | 7078". Hariansumutpos.com. 2009-08-19. Diarsipkan dari versi asli tanggal 2012-05-14. Diakses tanggal 2011-10-30.
- ^ Freddie Chandra S.Kom. "Wali kota Buka Porkot Medan 2010 Hari Ini - Harian Medan Bisnis". Medanbisnisdaily.com. Diarsipkan dari versi asli tanggal 2014-10-16. Diakses tanggal 2011-10-30.
- ^ "Wali Kota Dukung Gelaran Porkot 2010 | Arsip Harian Sumut Pos | 66695". Hariansumutpos.com. 2010-11-20. Diarsipkan dari versi asli tanggal 2014-07-22. Diakses tanggal 2011-10-30.
- ^ "Medan Kota Tetap Juara Porkot Medan 2011". KONI Medan. 2011-10-26. Diarsipkan dari versi asli tanggal 2012-01-12. Diakses tanggal 2011-10-30.
- ^ Lukmanul Hakim (2011-10-22). "Selamat Datang di Situs Resmi Koni Medan". Koni-medan.org. Diarsipkan dari versi asli tanggal 2012-01-12. Diakses tanggal 2011-10-30.
- ^ Freddie Chandra S.Kom. "Medan Kota Pertahankan Gelar Juara Umum Porkot - Harian Analisa". Analisisdaily.com. Diarsipkan dari versi asli tanggal 2012-01-12. Diakses tanggal 2011-10-30.
Daftar Pustaka
- (Indonesia) Suti, Bayo Medan Menuju Kota Metropolitan (Yayasan Potensi Pengembangan Daerah, Medan, 1979)
Pranala luar



- (Indonesia) Situs web resmi
![]() |
Selat Malaka | ![]() | ||
Kabupaten Deli Serdang | ![]() |
Kabupaten Deli Serdang | ||
![]() ![]() | ||||
![]() | ||||
Kabupaten Deli Serdang |
Kota | Provinsi | Populasi | Kota | Provinsi | Populasi | |||||
---|---|---|---|---|---|---|---|---|---|---|
1 | Jakarta | Daerah Khusus Ibukota Jakarta | 11.038.216 | ![]() Kota Medan |
7 | Makassar | Sulawesi Selatan | 1.482.354 | ||
2 | Surabaya | Jawa Timur | 3.018.022 | 8 | Batam | Kepulauan Riau | 1.342.038 | |||
3 | Bandung | Jawa Barat | 2.591.763 | 9 | Pekanbaru | Riau | 1.167.599 | |||
4 | Medan | Sumatera Utara | 2.546.452 | 10 | Bandar Lampung | Lampung | 1.077.664 | |||
5 | Palembang | Sumatera Selatan | 1.801.367 | 11 | Padang | Sumatera Barat | 946.982 | |||
6 | Semarang | Jawa Tengah | 1.702.379 | 12 | Malang | Jawa Timur | 889.359 | |||
Sumber: Data Direktorat Jenderal Kependudukan dan Pencatatan Sipil (per 31 Desember 2024). Catatan: Tidak termasuk kota satelit. |